Sunday, 29 January 2017

GARA GARA AHOK SE INDONESIA BERSITEGANG , SADARLAH KITA DI PECAH BELAH


hok

Gara-gara Seorang Ahok Se-Indonesia Bersitegang,Siapa Dibelakang Ahok?

Kasus penistaan agama yang dituduhkan kepada Gubernur DKI Jakarta,Basuki Tjahaya Purnama membuat situasi politik Indonesia kian hari kian meruncing.

Sejak die sebarnya rekaman ceramah ahok yang mengaitkan pilgub dengan ayat Al’Maidah 51, berita media media online dan TV nasional didominasi perdebatan satu pasal tersebut.

Tidak tanggung-tanggung,Tokoh-tokoh agam Islam yang dianggap sebagai ulama di Indonesia terpecah menjadi dua kelompok  dalam memaknai satu pasal tersebut. satu kelompok menganggap bahwa ucapan tersebut merupakan penistaan agama Islam dan menuntut agar ahok dihukum sementara kelompok yang dianggap pro Ahok berpendapat bahwa apa yang diucapkan Ahok adalah pendidikan politik kepada masyarkyat .

Menyikapi perbedaan yang kian lama kian memanas akhirnya 12/10/2016 Majelis Ulama Indonesia mengelar rapat dan memutuskan bahwa Gubernur DKI ‘AHOK”dianggap sudah melakukan penistaan agama dan penghinaan terhadap agama Islam, MUI juga  meminta agar  polisi segera melakukan proses hukum terhadap Gubernur Fenomenal itu.

Putusan MUI yang dianggap akan bisa meredakan polimik ternyata tidak semudah itu,FPI dan Ormas Islam lainnya yang anti Ahok belum puas dan percaya bahwa Polri akan memriksa dan menetapkan Ahok sebagai tersangka,dan buntutnya 14/10/2016 Ormas yang dimotori Habib rizieq tersebut menggeruduk Kantor Balaikota Jakarta. dengan massa yang cukup banyak.

Dipihak yang pro Ahok,putusan MUI tersebut dianggap berlebihan dan tidak obyektiv,pihak ini menganggap bahwa MUI memliki agenda tertentu dan berpihak kepada lawan politik ahok,

Pihak pro Ahok semakin terpojok ketika Ulama Banten menolak kehadiran kapolda yang beragama nasrani untuk memimpin Polda Banten, Wakil Ketua MUI Banten Jasmaryadi mengklaim, penolakan itu telah ditandatangani sejumlah ulama dalam sebuah petisi.M,mereka berencana menemui Kepala Polri, Jenderal Polisi Tito Karnavian, untuk meminta penjelasan seputar Kepala Polda Banten.

Penolakan tersebut kembali menjadi viral  di media online dan nama Ahok kembali kembali menjadi tema utama,perang media terus terjadi,media media yang punya kepentingan dengan kelompok yang satu menjatuhkan kelompok yang lain, namun sebgaian media tidak ada kepentingan politik, hanya kepentingan bisnis semata ikut meramaikan  dunia maya.

Sehari setelah FPI melakuan demo media sosial kembali dihabohkan dengan berita bahwa Kapolri memrintahkan Kabareskrim untuk memeriksa Amin Rais karena dituduh membawa-bawa nama presiden Jokowi Melindungi Ahok,dimana saat berlangsungnya demo Amin Rais bergabung dengan Kelompok anti Ahok dan mengatakan agar Jokowi tidak melindungi ahok dan meminta polisi agar segera menetapkan Ahok sebagai tersangka,namun berita tersebut langsung dibantah Kapolri dan mengatakan bahwa berita tersebut  adalah Hoax.


Yang menjadi pertanyaan, siapa yang diuntungkan dengan kondisi ini,dan tidak berlebihan kalau sebagian pihak berpendapat kondisi ini diciptakan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan yang terselubung dan ingin mengacakuan situasi Indonesia agar misinya tercapai,sangat berbahaya bila semua ini dikondisikan oleh pihak kapitalis dalam negri  maupun mafia bisnis global,mungkin saja mereka ingin menjajah indonesia dengan cara -cara modern, ini tidak ubahnya seperti jaman kolonial yang pada era itu disebut Devide et impera (politik pecah belah).persolan ini tidak boleh disederhanakan hanya sekedar peratrungan kursi Gubernur DKI Jakarta.

Sangat tidak tidak masuk akal dan tidak relevan hanya karena seorang Ahok se Indonesia harus bersitegang,Apakah Indonesia Akan Hancur Kalau Ahok tidak jadi Gubernur DKI dan begitu juga sebaliknya. kenapa pada saat pencalonan Gubernur-gubernur sebelum tidak seperti ini,ada apa dengan Ahok?

Sebagai anak bangsa semua eleman harus berfikir jernih  dalam mmenyikapi persolan ini, Pemuka-pemuka agama waktunya bergandeng tangan satukan  persepsi  agar masyarakyat tidak ikut terprovokasi ke hal-hal yang mereka tidak pahami.Begitu juga dengan media  ,tidaklah tepat kalau kebebasan Pers itu  disalah artikan,dengan kebebasannya digunakan untuk me

Jangan lah  gara-gara seorang Ahok situasi kemanan jadi taruhan, polisi disibukkan dengan hal-hal yang tidak perlu,begitu jua dengan politisi ,birokrat dan tokoh agama yang seharusnya jadi panutan,menghabiskan waktu untuk melakukan perdebatan yang cenderung tidak positp.nyerang seseorang atau kelompok tertentu karena tidak suka atau ada pihak yang membiayai,obyektif dan independen adalah sebuah keharusan sesuai dengan yang diamanatkan UU PERS.

Heboh! Beredar Dialog Muslim Vs Muslim Pendukung Ahok

Heboh! Beredar Dialog Muslim Vs Muslim Pendukung Ahok

Menjelang Pilkada 2017 mendatang, berbagai wacana, isu, hingga pandangan bergulir di Ibu Kota DKI Jakarta. Baik yang beraroma positif, maupun negatif.
Salah satunya yang terbaru adalah sebuah dialog panjang antara seorang muslim dengan seorang muslim pendukung Ahok. Isi dialog bertema “Dialog Muslim Vs Muslim Pendukung Ahok: Mematahkan Logika Muslim Pendukung Ahok” tersebut tersebar deras di berbagai media sosial.
Berikut petikan dialog soal pilihan politik tersebut:

DIALOG MUSLIM VS MUSLIM PENDUKUNG AHOK: MEMATAHKAN LOGIKA MUSLIM PENDUKUNG AHOK

Muslim Pendukung Ahok (MPA): "Gua Muslim tapi gua dukung Ahok. Hidup Ahok!"

Muslim: "Kalo yang non muslim dukung Ahok, wajar karena faktor sentimen agama. Tapi kenapa anda yang muslim dukung Ahok?"

MPA: "Semua orang Islam maling, semua orang Islam korupsi, yang bersih cuma Ahok!"

Muslim: "Semua orang Islam maling? Semua orang Islam korupsi? Yang bersih cuma Ahok? Kata siapa?"

MPA: "Ya baca aja Kompas, Detik, Tempo dan Tribunnews cs, tiap hari kan dimuat berita betapa bagusnya Ahok, dan dimuat berita korupsi orang-orang Islam. Makanya gua dukung Ahok. Ya, semua orang Islam maling, semuanya korupsi!"

Muslim: "Ooh media-media itu, pantes saja :), kerjaan media sekuler dan anti Islam ya memang gitu, memberitakan yang buruk-buruk tentang umat Islam, tapi kejahatan-kejahatan korupsi skala dewa Eddi Tansil, Hendra Rahardja, Samadikun Hartono, Anggoro Widjaja, David Nusa Wijaya, Maria Pauline, Andrian Kiki Ariawan, Eko Adi Putranto, Sherny Konjongiang, Sanyoto Tanuwidjaja, Theo Toemion, Olly Dondokambey, Rusman Lumbatoruan, Willem Tutuarima, Poltak Sitorus, Aberson M Sihaloho, Jeffey Tongas Lumban Batu, Matheos Pormes, Engelina A Pattiasina, Sengman Tjahja, Basuki, Elizabeth Liman, Yudi Setiawan, Artalyta Suryani dan kaum non muslim lainnya ditutup-tutupi :). Hmm, oke menjawab statemen anda, barusan anda mengaku muslim... Bapak anda Islam, kakek anda Islam.. Kalau anda bilang semua orang Islam maling dan korupsi... Berarti bapak anda juga maling? Bapak anda koruptor? Kakek anda maling? Kakek anda koruptor? Seluruh leluhur anda maling dan koruptor semua???"

MPA: "?!=÷&£[!÷»,"!¥}±"

Muslim: "Lho kok diam?"

MPA: "Enak aja lu ngomong! Iya bapak gua muslim, kakek gua muslim, kakek-kakek buyut gua juga muslim, gua sudah berpuluh-puluh generasi turun-temurun keluarga muslim, tapi bapak dan kakek-kakek buyut gua bukan maling dan koruptor lah! Gua turunan keluarga baik-baik bukan turunan maling!"

Muslim: "Nah! Jadi yang bersih cuma ahok, dan diluar Ahok dari milyaran umat Islam cuma bapak dan kakek-kakek buyut anda saja yang tidak korupsi?"

MPA: "Bukan gitu... Selain bapak dan kakek-kakek gua pasti banyaklah orang Islam yang gak korupsi! Orang Islam yang baik masih banyaklah"

Muslim: "Nah! Kalo umat Islam yang baik, berakhlak, beradab, berprestasi, santun, jujur dan bersih dari korupsi masih banyak... Alasan apa lagi anda pilih Ahok? Kinerja Ahok buruk, skandal korupsi banyak (baca: Korupsi Ahok), tutur kata dan perilaku teramat kasar, alasan apa lagi mendukung Ahok?"

MPA: "Ya terserah gualah, pokoknya gua cuma mau dukung Ahok, gpp kan gua pilih Ahok? Hak gua ini!"

Muslim: "Anda muslim kan?"

MPA: "Iyalah! Muslim 100%!"

Muslim: "Umat Islam tidak hanya punya hak, TETAPI JUGA PUNYA KEWAJIBAN!"

MPA: "Iya gua tau. Tiap hari gua sholat, bulan Ramadhan gua berpuasa, gua tunaikan zakat, dll. Gua selalu berusaha mentaati segala perintah Allah, dan menjauhi segala laranganNya"

Muslim: "Anda makan daging babi?"

MPA: "Hahaha... Aneh pertanyaan ente. Ya kagaklah!"

Muslim: "Kenapa anda tidak makan babi?"

MPA: "Ya karena Allah SWT Tuhan gua mengharamkan umat Islam memakan daging babi. Agama gua melarang coy, ya gua kagak mau makan babi! Najis tralala babi!"

Muslim: "Anda tau dari mana Allah SWT mengharamkan daging babi?"

MPA: "Ya dari Al-Qur'anlah, pedoman umat Islam kan Al-Qur'an"

Muslim: "Walaupun kata Ahok dan non muslim lainnya... Daging babi itu enak, daging babi itu gurih, daging babi itu menyehatkan, anda tetap menolak makan babi?"

MPA: "Cuih! Mau enak kek, mau lezat kek, mau menyehatkan kek, bukan urusan gua! Urusan gua adalah Allah SWT Tuhan gua memerintahkan umat Islam TIDAK makan babi, dan sebagai hambanya tentu gua terikat dengan perintah Tuhan gua, ya sampe kiamat gak bakal gua sentuh tuh daging babi! Najis!"

Muslim: "Oke. Bagus. Istri anda berjilbab?"

MPA: "Ya iyalah! Istri gua berjilbab. Dari sebelum menikah sama gua dia udah berjilbab, alhamdulillah istri gua orang yang taat sama agamanya, seorang muslimah yang istiqomah, bukan muslimah Islam KTP yang menyepelekan perintah Allah. Emak gua berjilbab, udah naik haji pula, masa' gak pake jilbab? Malu donk!"

Muslim: "Kenapa mereka berjilbab?"

MPA: "Lha pan Allah SWT yang suruh, menutup aurat itu perintah Allah SWT!"

Muslim: "Tau dari mana Allah SWT menyuruh muslimah menutup aurat?"

MPA: "Ya dari Al-Qur'anlah, pedoman umat Islam kan Al-Qur'an"

Muslim: "Tapi kata orang liberal kan berjilbab itu budaya Arab, dan banyak kalangan yang bilang 'jilbabkanlah hatimu dulu sebelum jilbabkan auratmu'"

MPA: "Mereka mau teriak itu budaya Arab kek, mau dibilang budaya Cina kek masa bodho amat! Yang gua pegang, taati dan jalani adalah perintah Tuhan gua, bukan kata-kata mereka. Pedoman hidup gua Al-Qur'an bukan Koran! Itu lagi aneh logika jilbabkan hati dulu... Gimana hatimu yang gak bisa kita liat bisa elu jilbabin kalo auratmu yang bisa diliat mata orang kagak bisa elu jilbabin?"

Muslim: "oke.. Kesimpulannya, walaupun katanya babi itu enak, walaupun katanya berjilbab itu budaya Arab dan gak perlu diikuti... Anda tetap mengharamkan babi dan mendukung pemakaian jilbab"?

MPA: "Tepat sekali! Terserah orang lain mau ngomong ape kek! Kalo Allah SWT udah kasih perintah, ayat-ayatnya jelas ada di Al-Qur'an, ya orang Islam wajib menjalankannya! Kalau ngaku Islam tapi menyepelekan apalagi melanggar perintah-perintah Allah... mending sekalian aja keluar dari Islam!"

Muslim: "Kalau Allah SWT melarang umat Islam memilih pemimpin non muslim termasuk Ahok.. Bagaimana?"

MPA: "Ya akan gua taatilah! Masa' perintah Allah untuk tunaikan sholat, perintah Allah untuk tunaikan zakat, perintah Allah untuk berpuasa di bulan Ramadhan, perintah Allah untuk haramkan babi, perintah Allah untuk kaum muslimah berjilbab, semuanya gua taati terus perintah Allah lainnya gua tabrak? Ya insya Allah tanpa gua pilah-pilah SELURUH perintah Allah SWT akan gua turuti!"

Muslim: "Sudah tau perintah Allah haramnya umat Islam memilih pemimpin non muslim?"

MPA: "Belum tau, emang ada?"

Muslim: "Ada, banyak perintah Allah tentang haramnya umat Islam memilih non muslim sebagai pemimpin antara lain di Al-Qur'an ayat: Ali Imran 28, Al Maidah 51, An Nisa 144, Al Maidah 57 dll, sangat banyak ayatnya. Sedikit pesan untuk anda, Jangan cari pembenaran yang kita pikir kita bisa lebih hebat dari apa yg telah Allah perintahkan ke kita. Jangan menyangkal ayat-ayat Allah dengan logika sendiri"

Muslim (Eks MPA): "Astaghfirullahaladzim... Ya Allah Ya Rabbi... " (Mata berkaca-kaca menahan tangis)"

Muslim: "Kenapa saudaraku?"

Muslim (Eks MPA): "Banyak sekali ayat-ayat Allah melarang memilih pemimpin non muslim, Baru tau gua! Allah mengharamkan umat Islam makan daging babi aja gua taati sepenuhnya padahal ayat larangannya dalam Al-Qur'an cuma sedikit, lha ini larangan memilih pemimpin non muslim ayatnya seabreg gini udah gua injak-injak? Malu aku malu ya Allah!!!... Ya Allah ya Tuhanku, ampunilah kekhilafanku, aku ingin mati dalam iman dan taat kepadamu SEPENUHNYA ya Allah... Maafkan aku ya Allah!!!..."

Muslim: ":) Aamiiin. Tidak ada kata terlambat wahai saudaraku. Allah Maha Pengampun, Allah Maha Pemurah. Yang penting setelah tau perintah Allah, ya kesalahannya jangan diulang lagi"

Muslim (Eks MPA): "Tentu! Terima kasih saudaraku! Sekarang gua akan memberitahukan kepada umat Islam lainnya keberadaan ayat-ayat Al-Qur'an tentang haramnya memilih pemimpin kafir"

Muslim: "Baguslah. Karena memang kewajiban sesama umat Islam untuk saling mengingatkan :)" 
(iy)

Saturday, 28 January 2017

Ternyata! Ucapan Ahok Soal Al Maidah 51 Bukan Hanya di Kepulauan Seribu, Juga Dia Tulis dalam Bukunya

Tahun 2008, Ahok Sudah Nistakan Al-Maidah 51 di Buku “Merubah Indonesia”

Buku "Merubah Indonesia"

Peristiwa penistaan agama yang dilakukan oleh pejawat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok  di Kepulauan Seribu di akhir September lalu ternyata bukan penistaan pertama kali. Jauh sebelumnya ia sudah menistakan Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melalui buku berjudul “Merubah Indonesia” di halaman 40.
Dalam buku terbitan tahun 2008 itu Ahok menyebutkan bahwa ada ayat yang dipakai untuk memecah belah rakyat dan memberi label yang menggunakan ayat itu sebagai oknum yang kerasukan roh kolonialisme.  Hal tersebut tertulis dalam paragraf pertama pada sub judul “Berlindung di Balik Ayat Suci”.
“Selama karier politik saya dari mendaftarkan diri menjadi anggota partai baru, menjadi ketua cabang, melakukan verifikasi, sampai mengikuti pemilu, kampanye pemilihan bupati, bahkan sampai gubernur, ada ayat yang sama yang saya begitu kenal digunakan untuk memecah belah rakyat dengan tujuan memuluskan jalan meraih puncak kekuasaan oleh oknum yang kerasukan “roh kolonialisme” kata Ahok.
Pada paragraf kedua, tersangka kasus penistaan agama yang bebas melenggang itu mengatakan bahwa  ayat itu sengaja dipakai oleh oknum karena menganggap oknum tidak bisa bersaing.
“Ayat itu sengaja disebarkan oleh oknum-oknum elite karena tidak bisa bersaing dengan visi misi program dan integritas pribadinya. Mereka berusaha berlindung di balik ayat-ayat suci itu agar rakyat dengan konsep “seiman”memilihnya,” kata dia di paragraf kedua.
Pada bagian paragraf yang ketiga inilah, Ahok mulai menistakan Al-Qur’an.
“Dari oknum elite yang berlindung di balik ayat suci agama Islam, mereka menggunakan surat Al-Maidah 51. Isinya, melarang rakyat menjadikan kaum Nasrani dan Yahudi menjadi pemimpin mereka dengan tambahan jangan pernah memilih kafir menjadi pemimpin. Intinya, mereka mengajak agar memilih pemimpin yang seiman,” tulis Ahok.
Buku terbitan  Center for Democracy and Transparency itu Ahok, masih di halaman yang sama, menyebutkan orang yang memakai Al-Maidah: 51 adalah pengecut.
“Karena kondisi banyaknya oknum elite yang pengecut dan tidak bisa menang dalam pesta demokrasi dan akhirnya mengandalkan suara berdasarkan se-SARA tadi, maka betapa banyaknya sumber daya manusia dan ekonomi yang kita sia-siakan,” tulisnya di paragraf tujuh.
Kondisi inilah yang memicu kita, kata Ahok di paragraf terakhir, tidak mendapatkan pemimpin yang terbaik dari yang terbaik.
“Melainkan kita mendapatkan yang buruk dari yang terburuk karena rakyat pemilih memang diarahkan, diajari, dihasut untuk memilih yang se-SARA saja. Singkatnya, hanya memilih yang seiman (kasanya yang sesama manusia),” ungkap Ahok. 
Basuki Tjahaja Purnama meminta para lawan politiknya untuk berdebat masalah program pembenahan DKI Jakarta. Calon Gubernur DKI Jakarta petahana ini mengingatkan jangan sampai yang mencuat dalam Pilgub DKI 2017 ini isu SARA atau suku, agama, ras, dan antargolongan.   “Lawan ide kami, jangan pakai (Quran Surah) Al Maidah (ayat) 51,” sambungnya.
Ayat Al Quran yang disebut Ahok tersebut mengingatkan kaum untuk tidak memilik orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin. Lebih lanjut Ahok berharap pencalonannya bisa membuktikan bahwa bangsa Indonesia, khususnya warga DKI, sudah tidak lagi mempersalahkan SARA. Apalagi Indonesia sudah 70 tahun merdeka.
Ternyata Ucapan Ahok di Pulau seribu bukan sekedar _slip of the tongue_ tapi tampaknya adalah ekspresi isi pikirannya yg sudah lama terpendam. Hal itu bahkan sudah ditulisnya dalam bukunya yg berjudul “Merubah Indonesia” halaman 40, terbitan Center for Democracy and Transparency tahun 2008. Disitu Ahok sudah membahas ttg al Maidah 51.
NB : biar ga dikira hoax dan fitnah, ini link donwnload bukunya
ahok-gusdur
Karena itu, kata dia, kalau dia menang dalam Pilkada nanti, Indonesia lebih hebat dari Amerika Serikat.
“Kalau ini bisa (menang), Indonesia bisa lebih hebat dari AS yang butuh 200 tahun untuk menerima kebhinnekaan,” pungkasnya.
Sejumlah bakal calon gubernur DKI sebelumnya sudah berjanji tidak akan menggunakan isu SARA. Sandiaga Uno misalnya bahkan sudah menegaskan isu SARA sudah tidak relevan. Bahkan Sandiaga yang sudah menyiapkan pasukan digital ini relawannya yang bermain isu SARA.
Demikian pula Yusril Ihza Mahendra. Sebelumnya dia sudah mengungkapkan tidak pernah berniat membawa isu SARA karena dirinya ingin bertempur berhadapan langsung.
“Saya tidak akan menyerang Pak Ahok karena sukunya, karena agamanya. Tapi saya bisa menyerang Pak Ahok, dan orang bisa saksikan bahwa perdebatan saya itu menyangkut hal-hal yang fundamental tentang Jakarta,” tegas Yusril. [zul]
===============
Dalam situs resminya, http://www.habibrizieq.com/2016/11/pernyataan-ahok.html, Imam Besar FPI, Habib Rizieq mengemukakan bukti-bukti bahwa Ahok mencatut QS. Al-Maaidah 51 bukan hanya di Kepulauan Seribu saja, tetapi sudah di banyak kesempatan dan lokasi :
Tgl 30 Maret 2016 saat diwawancarai :
” Zaman Nabi waktu Surat Al-Maaidah 51 keluar, konteksnya belum ada pemilihan “
Tgl 21 Sept 2016 di Kantor DPP Nasdem :
“Minta lawan politiknya agar tidak pakai Surat Al-Maaidah 51.”
Tgl 27 Sept 2016 di Pulau Seribu :
Dibohongi pakai Surat Al-Maaidah 51.”
Tgl 07 Okt 2016 di Balaikota :
“Orang-orang Rasis dan Pengecut pakai Surat Al-Maaidah 51 agar orang tidak pilih saya.”
Jadi, Ahok menista Al-Maaidah 51 bukan hanya di Kepulauan Seribu, sehingga TERBUKTI adanya unsur NIAT dan SENGAJA
Sumber: moslemtoday/posmetro.info/Minggu, 13 November 2016

AHOK AJA TAU KALAU YANG PILIH DIA AKAN MASUK NERAKA

Dituding melecehkan ayat Al Quran karena mengutip Al Maidah 51, Gubernur DKI Jakarat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan tegas membantah. Peristiwa tersebut bermula ketika mantan Bupati Belitung Timur ini memberi pidato pada sebuah pertemuan di Kepulauan Seribu.
Pada bagian tengah pidato, Ahok menyinggung Pilgub Jakarta dengan menyebutkan tak masalah jika warga tak memilihnya. "Saat ini, banyak beredar pernyataan dalam rekaman video seolah saya melecehkan ayat suci Al Quran surat Al Maidah ayat 51 pada acara pertemuan saya dengan warga Pulau Seribu," tulis Ahok di akun Facebook miliknya.

Terkait isu demikian, Ahok menegaskan kalau ia tak berniat melecehkan ayat dari kitab suci umat Islam tersebut. "Berkenaan dengan itu, saya ingin menyampaikan pernyataan saya secara utuh melalui video yang merekam lengkap pernyataan saya tanpa dipotong," sambungnya.
Ahok menambahkan kalau ia tak suka mempolitisasi ayat-ayat suci, baik itu Al-Quran, Alkitab, maupun kitab lain. Kemudian ia mempersilahkan publik untuk menonton rekam gambar tersebut secara lengkap tanpa dipotong. "Silakan tonton video lengkapnya di YouTube Pemprov DKI, terutama pada menit ke 23:40 sampai 25:35. Terima kasih," tutup Ahok.



Dalam pidato yang mengundang pro-kontra tersebut Ahok mengatakan, "Saya ingin cerita ini supaya bapak ibu semangat. Jadi nggak usah pikiran, 'ah... nanti kalau nggak kepilih pasti Ahok programnya bubar', Nggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pakai Surat Al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih, 'karena saya takut masuk neraka', dibodohin gitu ya. Nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja,".

1.  Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin
QS. 3. Aali 'Imraan : 28.
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)."
 QS. 4. An-Nisaa' : 144.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?"
 QS. 5. Al-Maa-idah : 57.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."
2.  Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin walau Kerabat sendiri :
QS. 9. At-Taubah : 23.
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan BAPAK-BAPAK dan SAUDARA-SAUDARAMU menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
QS. 58. Al-Mujaadilah : 22.
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling  berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekali pun orang-orang itu BAPAK-BAPAK, atau ANAK-ANAK atau SAUDARA-SAUDARA atau pun KELUARGA mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada- Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa  puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa  sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung."
3. Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia
QS. 3. Aali 'Imraan : 118.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi TEMAN  KEPERCAYAANMU orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang  disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."
QS. 9. At-Taubah : 16.
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi TEMAN SETIA selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman ? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
4. Al-Qur'an melarang saling tolong dengan kafir yang akan merugikan umat Islam
QS. 28. Al-Qashash : 86.
"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi PENOLONG bagi orang-orang kafir."
QS. 60. Al-Mumtahanah : 13.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan PENOLONGMU kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa."
5. Al-Qur'an melarang mentaati orang kafir untuk menguasai muslim
QS. 3. Aali 'Imraan : 149-150.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu MENTAATI orang-orang yang KAFIR itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allah lah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik Penolong."
6. Al-Qur'an melarang beri peluang kepada orang kafir sehingga menguasai muslim
QS. 4. An-Nisaa' : 141.
"...... dan Allah sekali-kali tidak akan MEMBERI JALAN kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman."
7. Al-Qur'an memvonis munafiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 4. An-Nisaa' : 138-139.
"Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan  yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah."
8. Al-Qur'an memvonis ZALIM kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 51.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak  memberi petunjuk kepada orang-orang yang ZALIM."
9. Al-Qur'an memvonis fasiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81.
"Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ."
10. Al-Qur'an memvonis sesat kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 60. Al-Mumtahanah : 1.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu     karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu  nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus."
11. Al-Qur'an mengancam azab bagi yang jadikan kafir sbg Pemimpin / Teman Setia
 QS. 58.  Al-Mujaadilah : 14-15.
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman ? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka AZAB yang sangat  keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan."
12. Al-Qur'an mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran fitnah orang kafir
 QS. 60. Al-Mumtahanah : 5.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (SASARAN) FITNAH bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Sejumlah kalangan sudah menentang Ahok sejak sangat awal, namun mereka sepertinya menemukan momentum setelah Ahok menyinggung penggunaan surat Al Maidah dalam suatu pidato kepada warga di Pulau Seribu.
Berikut, peristiwa-peristiwanya, sejak peristiwa Pulau Seribu itu.
27 September: Pidato Ahok saat melakukan kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, yang lalu dianggap menghina agama.
Ahok datang untuk meninjau program pemberdayaan budi daya kerapu. Menurutnya, program itu akan tetap dilanjutkan meski dia nanti tak terpilih lagi menjadi gubernur di pilgub Februari 2017, sehingga warga tak harus memilihnya hanya semata-mata hanya ingin program itu terus dilanjutkan.
"Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu," katanya.
"Program ini (pemberian modal bagi budi daya kerapu) jalan saja. Jadi Bapak Ibu nggak usah merasa nggak enak karena nuraninya nggak bisa pilih Ahok," tambahnya.
6 Oktober: Buni Yani mengunggah video rekaman pidato itu di akun Facebooknya, berjudul 'Penistaan terhadap Agama?' dengan transkripsi pidato Ahok namun memotong kata 'pakai'.
Ia menuliskan 'karena dibohongi Surat Al Maidah 51' dan bukan "karena dibohongi pakai Surat Al Maidah 51', sebagaimana aslinya.
Tak lama kemudian Front Pembela Islam, FPI, dan Majelis Ulama Indonesia, MUI, Sumatera Selatan melaporkan Ahok kepada polisi.
Sejumlah organisasi lain menyusul melakukan laporan kepada polisi.







AhokHak atas fotoAP
Image captionAhok mengambil inisiatif mendatangi Bareskrim untuk memberi penjelasan tentang pernyataannya, pada 24 Oktober.

10 Oktober: Ahok meminta maaf pada umat Islam, terkait ucapannya soal surat Al Maidah ayat 51.
14 Oktober: Ribuan orang dari berbagai ormas Islam berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta. Massa menuntut Ahok segera dihukum. Unjuk rasa sempat berlangsung ricuh.
24 Oktober : Ahok mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk memberikan klarifikasi terkait ucapannya.
4 November: Unjuk rasa anti-Ahok kembali terjadi. Perkiraan kasar sekitar 75.000 hingga 100.000 orang -melibatkan pendiri FPI, Rizieq Shihab, dan sejumlah anggota DPR seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon- turun ke jalan menuntut agar Ahok diipidanakan dan dipenjarakan.
Mereka juga menuntut bertemu Presiden Jokowi yang sedang tak berada di Istana. Perwakilan pengunjuk rasa akhirnya ditemui Wapres Jusuf Kalla yang menjanjikan untuk menuntaskan kasus ini dalam dua pekan.
Unjuk rasa yang semula berlangsung tertib hingga sore, kemudian berubah ricuh saat memasuki malam. Massa di depan Istana Merdeka terlibat bentrokan dengan polisi dan di beberapa sudut kota terjadi kerusuhan, yang segera bisa diatasi.







Pendiri FPI Rizieq Shihab dalam unjuk rasa 4 November.Hak atas fotoREFFY MAULANA
Image captionPendiri FPI Rizieq Shihab dalam unjuk rasa 4 November.

Pukul 00:00, 5 November: Presiden Jokowi mengatakan ada aktor politik bermain dalam unjuk rasa sehingga berbuah kerusuhan. Ia memerintahkan penuntasan segera kasus ini, setransparan mungkin dan jika perlu dengan membuat gelar perkara terbuka.
7 November: Ahok diperiksa untuk kedua kalinya oleh polisi, kali ini berdasarkan panggilan. Ahok diperiksa selama sembilan jam dengan 22 pertanyaan.







Unjuk rasa yang berlangsung cukup tertib, mulai menjadi rusuh saat memasuki malam.Hak atas fotoADEK BERRY / AFP
Image captionUnjuk rasa yang berlangsung tertib pada 4 November berubah menjadi rusuh saat memasuki malam.

8 November: Presiden Joko WIdodo mengunjungi Nahdlatul Ulama dan keesokan harinya dilanjutkan dengan ke Muhammadyah. Kunjungan tersebut diikuti pertemuan dengan berbagai lembaga dan organisasi Islam lain.
Ia berulangkali mengatakan tidak akan melindungi Ahok namun tak bisa melakkan intervensi. Presiden juga tidak memenuhi seruan beberapa orang agar menemui pendiri FPI, Rizieq Shihab.
10 November: Presiden Joko Widodo mengunjungi Markas Kopasus dan disusul kunjungannya ke berbagai satuan khusus lain: Paskhas, Marinir, Brimob, maupun Kostrad.

Ahok
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Image captionSaat polisi mengumumkan penetapannya sebagai tersangka, Ahok menerima pendukungnya di pusat kampanyenya, Rumah Lembang, di Jakarta Pusat.

15 November: Kepolisian Republik Indonesia melakukan gelar perkara secara terbuka terbatas -karena secara hukum tak dimungkinkan membuatnya terbuka pada publik- untuk menentukan status hukum Ahok.
16 November: Polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Ahok menyatakan menerima keputusan polisi dan akan mengikuti proses hukum dengan keyakinan tak bersalah. Ahok juga menegaskan tidak akan mundur dari pemililah gubernur Jakarta, Februari 2017.

Friday, 27 January 2017

PEMIMPIN ?

Apa Ga Salah Dengar...! j....i TIDAK BISA SEBUT ALLAH?



Lucu , J.... i Tidak Pandai Takbir 212 | Wajib nonton , kita belajar dari kesalahan pemimpin



Analisa wudhu dan sholat J...i



J......i Masuk Islam Sudah Berapa Lama? Bacaan Sholat Ko Bisa Salah




Muslim yang Memilih Pemimpin Orang Kafir Predikatnya Adalah MUNAFIK, Ini Allah yang Bilang Lho?!

Allah Subhana wa ta'ala telah menyebutkannya di dalam Alquran bahwa orang-orang yang mengambil atau menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin-pemimpin mereka, Allah memberinya predikat gelar MUNAFIK!



Mari simak firman Allah Subhana wa ta'ala dalam surah An-Nisa 138 sampai 145:

Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (138) 

[yaitu] orang-orang yang mengambil dan menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin-pemimpin mereka dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (139) 

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan [oleh orang-orang kafir], maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya [kalau kamu berbuat demikian], tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (140) 
[yaitu] orang-orang yang menunggu-nunggu [peristiwa] yang akan terjadi pada dirimu [hai orang-orang mu’min]. Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami [turut berperang] beserta kamu?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan [kemenangan] mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mu’min?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (141) 

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya [dengan shalat] di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (142) 

Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian [iman atau kafir]: tidak masuk kepada golongan ini [orang-orang beriman] dan tidak [pula] kepada golongan itu [orang-orang kafir]. Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan [untuk memberi petunjuk] baginya. (143) 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah [untuk menyiksamu]? (144) 

Sesungguhnya orang-orang munafik itu [ditempatkan] pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (145)


Ancaman Allah terhadap orang yang memilih orang kafir jadi pemimpin

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (138) الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (139) وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا  [النساء : 138 – 140]

138. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, 
139. (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
140. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam neraka Jahannam. (QS An-Nisaa’: 138, 139, 140).
***
Kabarkanlah –wahai Rasul– kepada orang-orang munafik—yaitu orang-orang yang menampakkan iman dan menyembunyikan kekafiran–  bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.
(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin – dan menjadikan mereka sebagai penolong-penolongnya– dengan meninggalkan – kepemimpinan– orang-orang mukmin –dan tidak menyukai kasih sayang kepada mu’minin.. Apakah mereka mencari kekuatan – dan ketahanan– di sisi orang kafir itu? –sesungguhnya mereka (kafirin) tidak memiliki kekuatan itu– maka sesungguhnya semua kekuatan – pertolongan dan kemuliaan itu hanya–  kepunyaan Allah – Ta’ala saja.
Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu – wahai orang-orang mu’min– di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain—yang bukan pembicaraan kekafiran dan melecehkan ayat-ayat Allah. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka –karena berarti kamu rela dengan kekafiran mereka dan pelecehan dari mereka, sedang orang yang rela kepada kemaksiatan itu sama dengan pelaku maksiat itu sendiri. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam neraka Jahannam –mereka menemui di dalam neraka itu buruknya adzab.(Tafsir Al-Muyassar, pada Surat An-Nisaa’ ayat 138-140)
ilustrasi: dakwatuna.com
(nahimunkar.com)
***

{ بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (138) }

بشّر -أيها الرسول- المنافقين -وهم الذين يظهرون الإيمان ويبطنون الكفر- بأن لهم عذابًا موجعًا.

{ الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (139) }

الذين يوالون الكافرين، ويتخذونهم أعوانًا لهم، ويتركون ولاية المؤمنين، ولا يرغبون في مودتهم. أيطلبون بذلك النصرة والمنعة عند الكافرين؟ إنهم لا يملكون ذلك، فالنصرة والعزة والقوة جميعها لله تعالى وحده.

{ وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا (140) }

وقد نزل عليكم -أيها المؤمنون- في كتاب ربكم أنه إذا سمعتم الكفر بآيات الله والاستهزاء بها فلا تجلسوا مع الكافرين والمستهزئين، إلا إذا أخذوا في حديث غير حديث الكفر والاستهزاء بآيات الله. إنكم إذا جالستموهم، وهم على ما هم عليه، فأنتم مثلهم; لأنكم رضيتم بكفرهم واستهزائهم، والراضي بالمعصية كالفاعل لها. إن الله تعالى جامع المنافقين والكافرين في نار جهنم جميعًا، يلْقَون فيها سوء العذاب.

الكتاب : التفسير الميسر

المؤلف : عدد من أساتذة التفسير تحت إشراف الدكتور عبد الله بن عبد المحسن التركي

عدد الأجزاء : 1

مصدر الكتاب : موقع مجمع الملك فهد لطباعة المصحف الشريف