Friday, 15 April 2016

MANDI WAJIB

Hari ini kita akan membahas salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap muslim, mandi wajib. Mandi wajib atau disebut juga mandi junub adalah mandi yang diwajibkan dalam syariat Islam bagi setiap orang yang berhadast besar.
Hadats besar (juga hadats kecil) harus diangkat dari seseorang agar dia sah melakukan ibadah tertentu.
Mandi wajib tidak sama seperti mandi biasa. Mandi wajib memiliki tata cara, rukun, syarat dan lain sebagainya yang harus dipenuhi agar mandi tersebut menjadi sah dan hadats besar kita terangkat.
Agar lebih mudah, tulisan ini akan saya bagi menjadi beberapa sub bab, antara lain:
1. Defenisi mandi wajib/mandi junub
2. Dasar hukum diwajibkan mandi wajib/mandi junub
3. Hal-hal yang menyebabkan wajibnya mandi wajib/mandi junub
4. Syaratmandi wajib/mandi junub
5. Niat mandi wajib/mandi junub
6. Rukun dan tata cara mandi wajib/mandi junub
7. Beberapa sunnah ketika mandi wajib/mandi junub, dan
8. Hal-hal yang disunnahkan mandi wajib/mandi junub
Harapan saya setelah anda membaca artikel ini, anda akan lebih memahami mengenai tata cara mandi wajib secara utuh. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena bisa dikatakan hampir seluruh manusia pasti pernah dan akan mengalami keadaan yang mewajibkan dia mandi wajib. Namun sangat disayangkan jika tata cara yang dia lakukan tidak sesuai sehingga mandi yang dia lakukan tidak sah.
Baik, mari kita bahas satu per satu.

Definisi Mandi Wajib

Dalam bahasa arab mandi wajib disebut juga الْغُسْل (ghusl). Ghusl sendiri secara etimologi berarti (السيلان) atau mengalirkan. Sementara secara bahasa, ghusl adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat tertentu.

Dasar Hukum Diwajibkan Mandi Wajib

Tentunya ada dasar hukum (dalil) yang mendasari wajibnya mandi junub ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Al Maidah: 6

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا
Artinya: “Dan jika kamu junub Maka mandilah..”

2. An Nisa: 43

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَقْرَبُواْ الصَّلاَةَ وَأَنتُمْ سُكَارَى حَتَّىَ تَعْلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلاَ جُنُباً إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىَ تَغْتَسِلُواْ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.

3. Hadits Bukhari

“bahwasanya Nabi Muhammad apabila mandi jinabah ia memulai dengan membasuh kedua tangannya kemudian wudhu seperti wudhu untuk shalat lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air kemudian menyisirkannya ke pangkal rambut kemudian mengalirkan air ke kepalanya tiga cawukan dengan kedua tangannya kemudian meratakan air pada seluruh kulit badannya.
Tiga dalil tersebut cukup mengawakili untuk meyakinkan kita akan kewajiban mandi junub ini.

Hal-hal yang Menyebabkan Wajibnya Mandi Junub

Menurut ulama fiqh, ada 6 hal yang menyebabkan menimbulkan hadats besar pada seseorang sehingga dia diharuskan melakukan mandi junub. Keenam hal tersebut adalah:
1. Bersetubuh atau melakukan hubungan badan. Dua orang yang melakukan hubungan badan wajib melakukan mandi junub. Kewajiban ini timbul karena masukkan zakar ke dalam farji si wanita. Oleh karena itu, walaupun si laki-laki tidak sampai mengeluarkan mani, dia tetap harus melakukan mandi wajib.
2. Keluar mani, baik karena bersetubuh, mimpi ataupun sebab yang lain.
3. Mati. Orang yang meninggal dunia wajib dimandikan oleh orang yang masih hidup kecuali orang yang mati syahid.
4. Selesai haid (khusus bagi wanita). Jika seorang wanita sudah selesai masa haidnya, maka saat itu dia wajib melakukan mandi junub.
5. Selesai nifas (khusus bagi Ibu melahirkan). Wanita yang melahirkan akan mengeluarkan darah. Umumnya darah tersebut keluar selama 40 hari. Setelah masa nifas ini selesai, dia harus melakukan mandi wajib.
6. Melahirkan atau wiladah. Seorang ibu yang melahirkan juga harus melakukan mandi wajib. Mandi wajib di sini adalah karena melahirkan, bukan karena nifas.
Itulah 6 hal yang membuat kita wajib melakukan mandi junub.

Syarat-syarat Mandi Wajib

Syarat melakukan mandi wajib hanya satu yaitu menggunakan air yang suci menyucikan. Tidak boleh menggunakan air yang bernajis, sudah pernah digunakan untuk bersuci atau suci tapi tidak menyucikan.

Niat mandi wajib

Bacaan niat untuk melakukan mandi wajib berbeda-beda sesuai dengan sebab-sebab mandi wajib yang sudah disebutkan di atas. Namun, berniat seperti “aku niat mandi wajib untuk mengangkat hadats besar” ketika pertama kali mengalirkan air sudah cukup dan sudah sah. Niat tersebut juga cukup diqashadkan (dihadirkan) dalam hati, tidak harus diucapkan.
Jika ingin lebih sempurna, maka niat-niat tersebut bisa dijabarkan seperti ini:
1. Bacaan niat karena keluar mani
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْجِنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar junub karena Allah SWT.
2. Bacaan niat karena haidl:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْحَيْضِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar haidl karena Allah SWT.
3. Bacaan niat kerena nifas
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ النِّفَاسِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar nifas karena Allah SWT.
4. Hadas besar kerna melahirkan (wiladah)
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْأَكْبَرِ مِنَ الْوِلَادَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar melahirkan karena Allah SWT.

Rukun Mandi Wajib

Rukun dalam mandi wajib hanya tiga yaitu:
1. Niat. Dilakukan saat pertama kali mengalirkan air ke tubuh.
2. Menghilangkan najis yang ada di badan atau anggota badan.
3. Menyiram air ke seluruh kulit badan dan rambut.
Secara sederhana, jika seseorang sudah melakukan rukun-rukun tersebut, maka mandinya sudah sah. Tidak perlu repot-repot dan terlalu was-was dengan mandi wajib. Biasa saja. Perbedaan mandi wajib dengan mandi biasa secara umum hanya dua hal:
1. Harus ada niat
2. Air yang dialirkan harus mengalir ke seluruh tubuh dan rambut, tidak boleh ada yang terlewat atau tidak kena.

Beberapa Sunnah dalam Mandi Wajib

Mandi wajib sudah sah jika sudah memenuhi syarat dan rukun seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Namun agar lebih sempurna, sebaiknya kita juga melakukan beberapa hal sunnah berikut ini:
1. Membaca bismillah
2. Berwudhu terlebih dahulu
3. Mengusap-ngusap tangan pada badan saat mandi
4. Bersegera melakukan mandi ketika sudah berhadats
5. Mendahulukan bagian tubuh yang kanan dibandingkan yang kiri.

Mandi Sunnah atau Sunnah Mandi Ketika..

Yang kita sebutkan di atas adalah mandi wajib. Namun dalam Islam, kita juga disunnahkan mandi di saat-saat tertentu. Namun pelaksaan atau tata cara melakukan mandi ini sama seperti mandi wajib yang telah kita bahas di atas. Ada 16 macam mandi sunnah yaitu:
1. Mandi di hari jumat
2. Mandi untuk shalat idul fithri dan idul adha
3. Mandi sebelum melaksanakan shalat sunnah istisqa
4. Mandi sebelum melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari
5. Mandi sebelum melaksanakan shalat sunnah gerhana bulan
6. Mandi setelah memandikan mayit
7. Seorang muallah, yang baru masuk Islam, juga disunnahkan mandi
8. Orang yang gila atau epilepsi lalu sembuh, maka dia disunnahkan mandi
9. Mandi ketika akan melakukan ihram
10. Mandi ketika akan masuk Kota Makkah
11. Mandi ketika akan wuquf di Arafah
12. Mandi ketika melakukan mabit di Muzdalifah
13. Mandi ketika akan melempat jumrah
14. Mandi sebelum melakukan tawaf
15. Mandi sebelum melakukan sai
16. Mandi sebelum masuk Kota Madinah
Itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai mandi wajib. Mohon meninggalkan komentar jika ada koreksi atau tambahan.
Salam hangat,

TATA CARA MANDI WAJIB YANG BENAR

Baiklah, inilah tata cara mandi wajib yang benar dan dilengkapi dengan doa mandi wajib. Informasi tentang mandi wajib ini akam membantu anda dalam mengetahui seperti apa bacaan doa mandi wajib dan tata cara mandi wajib yang benar, akan tetapi sebelum kita membahas tata cara mandi wajib yang benar dan membaca doa mandi wajib, alangkah baiknya kita membahas beberapa hal yang dapat menyebabkan kita mesti melakukan mandi wajib.
Mandi atau al Ghuslu adalah mengalirkan air pada sesuatu, sedangkan secara syariat bahwa al ghuslu itu menuangkan air pada seluruh anggota badan dengan menggunakan tata cara yang khusus. Ibnu Malik pernah mengatakan bahwa al ghuslu (dengan ghoin-nya di dhommah) dapat kita maksudkan yaitu untuk perbuatan mandi dan air yang akan digunakan dalam mandi.
Disini terdapat beberapa hal yang mesti mewajibkan kita untuk mandi wajib yaitu:
Pertama, keluarnya air mani bersama syahwat
Sebagaimana yang dijelaskan oleh ulama Syafiiyah, bahwa mani dapat dibedakan atas wadi dan madzi dengan hanya melihat ciri-ciri keluar air maninya: 1) memiliki bau yang khas sama dengan bau adonan roti saat basah dan sama dengan bau telur ketika mengering;2) Keluarnya akan memancar;3) Keluarnya akan terasa nikmat dan akan mengakibatkan badan ini akan lemas. Nah jika salah satu saja syarat itu sudah terpenuhi maka cairan itu disebut sebagai mani. Wanita sama dengan laki-lakinya pada kondisi tersebut. Namun, wanita tidak disyaratakan air maninya mengenai memancar seperti yang telah disebutkan oleh An NAwawi dalam Syarh Muslim dan dengan diikuti oleh Ibnu Sholah.
Kedua, Bertemunya kemaluan dengan kemaluan yang lainnya meskipun tidak keluar air mani.
Dalam sebuah hadis dari Aisyah R.A berkata
إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ أَهْلَهُ ثُمَّ يُكْسِلُ هَلْ عَلَيْهِمَا الْغُسْلُ وَعَائِشَةُ جَالِسَةٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَفْعَلُ ذَلِكَ أَنَا وَهَذِهِ ثُمَّ نَغْتَسِلُ
“Seorang laki-laki bbertanya kepada Rasulullahh shallallahu ‘alaihi wa sallam tentangg seorang laki-laki yang mmenyetubuhi istrinya namun tidakk sampai keluar air mani. Apakah keduanya wajib mandi? Sedangkan Aisyah kketika itu sedang duduk di samping, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku sendirii pernah bersetubuh dengann wanita ini (yang dimaksud adalah Aisyah, pen) namunn tidak keluar mani, kemudian kami pun mandi.” (HR. Muslim no. 350)
Imam ASy Safii rahimahullah telah menyatakan bahwa yang dimaksud “Junub” dalam bahasa Arab maka dimutlatkan secara hakikat pada Jima’ atau hubungan badan meskipun tidak mengeluarkan mani. Kalau dikatakan bahwa si suami junub disebabkan karena berhubungan badan bersama istrinya maka meskipun tidak mengeluarkan mani maka itu dianggap junub.
Ketiga: Ketika berhentinya darah pada saat nifas dan haid
Dari sebuah hadis Aisyah R.A berkata pada Fathimah bin Abi Hubaisy:
فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِى عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّى
“Apabila kamu datangg haidh hendaklah kamu mmeninggalkan shalat. Apabila darah haidh bberhenti, hendaklah kkamu mandi dan mendirikann shalat.” (HR. Bukhari no. 320 dan Muslim no. 333).
Untuk nifas yang dihukumi sama dengan haid itu berdasarkan ijma’ atau kesepakatan para ulama. Asy Syaukani rahimahullah telah mengatakan bahwa “Mengenai wajibnya mandi sebab berhentinya darah karena haid tidak ada perselisihan antaraa para ulama. Yang menunjukkan bahwa hal tersebut ialah dalil Al Quran dan hadits mutawatir atau melalui jalur yang amat banyak.
Keempat: Ketika orang kafir mulai masuk islam
Hadis dari Qois bin ‘Ashim R.A mengatakan:
أَنَّهُ أَسْلَمَ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ
“Beliau masukk Islam, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk manddi dengan air dan daunn sidr (daun bidara).” (HR. An Nasai no. 188, At Tirmidzi no. 605, Ahmad 5/61. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Perintah ini berlaku untuk QOis yang juga berlaku untuk yang lainnya. Didalam kaedah ushul, hukum asal perintah ialah wajib. Ulama yang telah mewajibkan mandi disaat seseorang akan masuk Islam ialah Imam Ahmad bin Hamban beserta para pengikutnya dari Ulama Hanabiah, Ibnull Mundzir, Ibnu Hazm, Imam Malik dan Al Khottobi.
Nah itulah tadi beberapa alasan mengapa mandi wajib, selanjutnya kita akan membahas seperti apa tata cara mandi wajib yang benar dan bacaan doa mandi wajib serta niat mandi wajib.

Doa Mandi Wajib, Niat dan Tata Cara Mandi wajib yang benar

doa mandi wajib
1. Jika kita sedang junub mimpi basih, keluar mani dan senggama maka itu mesti kita lakukan mandi besar, adapun bacaan niat atau doa mandi besar yaitu:
mandi wajib
Yang berarti:
Dengann menyebut nama Allah Akuu niat mandi untuk mmenghilangkan hadatss besar dari jinabah, fardluu karena Allah Ta’ala
2. Kalau mandi besarnya diakibatkan karena telah haid maka bacaan niat atau doa mandi wajib besarnya ialah:
mandi wajib 1
yang berarti bahwa:
Dengann menyebut nama Allah Akuu niat mandi untuk mmenghilangkan hadats besarr dari haid, fardlu karena Allah Ta’ala
3. Kalau mandi waib besarnya diakibatkan oleh nifas, maka bacaan niat/doa mandi wajib besarnya ialah:
mandi wajib 2
Berarti bahwa:
Dengann menyebut nama Allah Aku nniat mandi untuk mmenghilangkan hadats besarr dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala
Kemudian adapun tata cara mandi wajib yang benar untuk junub yaitu sebagai berikut:
1. Mandi wajib junub besar mestilah diawali dengan niat / doa mandi wajib yang ikhlas dengan semata-mata untuk Allah Taala sebagai upaya untuk mensyukuri anugerahNya, mentaatinya dan sekaligus beribadah kepadaNya.
2. Didalam mandi Junub jinabat besar mesti kita pastikan bahwa air tersebut sudah mengenai seluruh tubuh sampai dengan kulit yang ada dibelakang rambut yang sedang tumbuh dimanapun itu yang ada diseluruh tubuh kita. Karena itu lakukan siraman air mesti juga dibantu dengan jari jemari tangan yang bersiap untuk mengantarkan air pada seluruh bagian tubuh yang sangat paling tersembunyipun itu.
3. Mandi junub jinabat besar itu dimulai dengan melakukan membasuh pada kedua telapak tangan hingga pergelangan tangan, dengan masing-masing sebanyak tiga kali dan adapun cara membasuhnya yaitu dengan mengguyurkan pada kedua telapak tangan tersebut dengan menggunakan air yang diambil menggunakan gayung. Dan bukannya, dengan hanya mencelupkan pada kedua telapak tangan kedalam bak air.
4. Sesudah itu dengan mengambil air pada telapak tangan untuk bisa mencuci kemaluan dengan menggunakan telapak tangan kiri sehingga menjadi bersih.
5. Kemudian pada telapak tangan kiri tersebut mulai digosokkan ke lantai atau di tembok sebanyak tiga kali, dan selanjutnya dicuci menggunakan air sampai bersih.
6. Selanjutnya lakukanlah berwudhu sebagaimana kita berwudhu untuk melakukan shalat.
7. Kemudian, kita mengguyurkan air yang berada di pundak kanan seterusnya pada area kepala dan seluruh tubuh dan menyilang-nyilangkan air dengan menggunakan jari tangan pada sela-sela rambut kepala dan rambut jenggot dan pada kumis serta rambut yang tumbuh dimana saja pada tubuh kita sehingga air tersebut merata dalam mengenai pada seluruh tubuh.
8. Kemudian jika sudah diyakini bahwa air sudah mengenail seluruh bagian tubuh maka mandi tersebut diakhir dengan membasuh pada kedua telapak hingga ke mata kaki.
9. Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan menggunakan kain handuk atau kain apapun itu, yang pasti jangan mengeringkan badan.
10 Disunnahkan dalam melakukan mandi wajib besar junub jinabat itu harus dilakukan dengan tertib seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Dari Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jzairy menyatakan bahwa
– Mandi wajib itu dimulai dengan membaca bismillah dan berniat untuk ingin menghilangkan hadast besar
– Kemudian membersihkan pada kedua telapak tangan sebanyak tiga kali, lalu bercebok.
– Membersihkan kemaluan kita, dan segala kotoran yang ada disekitarnya.
– Berwudhu dimana sama halnya dengan orang yang ingin berwudhu ketika hendak sholat, kecuali pada kedua kakinya. Namun boleh juga membersihkan pada kedua kakinya disaat berwudhu atau mengakhirnya sampai selesai mandi.
– Mencelupkan pada kedua telapak tangan dalam air, kemudian menyela-nyela ke pangkal rambut kepalanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya tersebut, lalu membersihkan pada kepalanya dan area kedua telingannya sampai tiga kali dengan tiga cidukan.
Menurut HR. At-Tirmidzi
Menyela pada pangkal rambut hanya untuk terkhusus bagi laki-laki. Akan tetapi bagi perempuan, hanya cukup untuk mengguyurkan kepalanya sebanyak tiga kali guyuran dan kemudian menggosoknya, akan tetapi jangan mengurai atau membuka rambutnya yang dikepang, karena ada hadis yang telah meriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang memberikan pertanyaan kepada Rasulullah, aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnyaa aku ini perempuan yang memiliki jalinan rambut yang kuat, apakah aku boleh untuk mengurainya ketika sedang mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab, jangan, karena sebetulnya cukup untuk bagimu hanya mengguyurkan air di kepalamu sebanyak tiga kali guyuran.
Mengguyur bagian tubuhnya yang hanya pada sebelah kanan menggunakan air, lalu membersihkannya dari atas hingga kebawah, lalu pada bagian yang kiri seperti itu pun secara berturut-turut sambil membersihkan pada bagian-bagian yang bersembunyi di pusar, dibawah ketiak, lutut dan lain-lainnya, dan telah diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
Barangsiapa meninggalkan bagian tubuhh yang harus dialiri air dalamm mandi janabatt walaupun satu rambutt untuk tidak dibasuhh dengan air mandii itu, maka akan diperlakukann kepadanya demikiann dan demikiann dari api neraka” HR. Abu Dawud.
    Demikianlah artikel tentang Doa Mandi Wajib, Niat dan Tata Cara Mandi wajib yang benar. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi anda yang sedang ingin melakukan mandi wajib. Jika ada pertanyaan mengkhusus, maka jangan ragu-ragu untuk bertanya dikolom komentar yang ada dibawah ini, dan jangan lupa untuk menyebar artikel ini agar semua orang tahu.

    MANDI WAJIB




    Hai Sobat pada kesempatan kali ini Kami akan membahas Mengenai Tata Cara Mandi Wajib & Niat Mandi Wajib


    Tata cara mandi wajib yang Betul selepas bersetubuh, haid, bersalin atau tidak , adalah perkara yang mesti diketahui setiap orang muslim, dan tentu setiap muslim tidak sekedar mencukupkan dirinya dengan perkara yang sifatnya mubah, tapi berusaha beranjak kepada perkara-perkara sunnah/mustahab, yakni mencontoh apa yang biasa dikerjakan oleh rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.

    Adapun perkara sunnah dalam tata cara mandi wajib atau mandi junub/besar yang sah sempurna bisa diambil dari dua hadis yakni hadis aisyah dan hadis maimunah radiyallahu ‘anhuma.



    Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya terkadang kita menyepelehakan permasalahan yang satu ini mengenai Mandi wajib atau janabah, atau junub adalah mandi yang dilakukan ketika kita mengalami mimpi basah atau habis bersenggama. Nah, pada saat seperti inilah kita diwajibkan untuk mandi wajib janabah mandi besar. Namun tidak seperti hanya dikala mandi biasa, mandi wajib ini harus diperhatikan niat dan tata caranya, Namanya juga mandi wajib, hukumnya pasti harus dikerjakan sebelum kita melaksanakan pekerjaan lain utamanya kewajiban beribadah seperti sholat.


    Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya


    Niat mandi besar atau mandi jinabat itu seperti niat niat dalam ibadah yang lain, yaitu di dalam hati, adapun kalimat dan arti Doa Niat Mandi Wajib niatnya adalah sebagai berikut yang di kelompkan dalam tiga bahagian AN :


    1. Jika mandi besar disebabkan junub Mimpi basah, keluar mani, senggama maka niat mandi besarnya adalah

        BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA’ALA
    Artiya: Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala

    2. Jika mandi besarnya disebabkan karena haid maka niat mandi besarnya adalah

        BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL HAIDI FARDLON LILLAHI TA’ALAArtinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta’ala

    3. Jika mandi besarnya disebabab karena nifas, maka niyat mandi besarnya adalah

        BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA’ALA
    Artinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala


    Adapun Tata Cara Mandi Wajib Mandi Junub sebagai berikut:
    Dan untuk urutan tata cara mandi wajib yang benar menurut Islam adalah sebagai berikut:

    1.  Dimulai dengan niat untuk menghilangkan hadas besar. Mulailah segala sesuatu hal dengan niat. Bisa bahasa Arab atau bahasa Indonesia saja. 

    2.  Membersihkan telapak tangan sebanyak 3x lalu bercebok  Membersihkan      kemaluan serta kotoran yang ada disekitarnya hingga bersih dengan tangan kiri.

    3.  Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan tangan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.

    4.    Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat

    5.    Mengguyur air pada kepala sebanyak 3 kali hingga sampai ke pangkal rambut

    6.    Mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri

    7.    Menyela-nyela (menyilang-nyilang) rambut dengan jari

    8.    Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan, lalu kiri.

    Sudah jelaskan kan Sobat KAI bagaimana tata cara mandi wajib yang benar? 
    Jadi jangan salah lagi urutannya.

        Disunnahkan untuk melaksanakan mandi besar junub jinabat itu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa aalihi wasallam.

    Tambahan:

    Oleh Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairiy

        Mandi wajib dimulai dengan mengucapkan bismillah, dan berniat untuk menghilangkan hadast besar,
        Membersihkan kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian bercebok.
        Membersihkan kemaluannya, dan kotoran yang ada di sekitarnya.
        Berwudhu seperti halnya orang yang berwudhu hendak shalat, kecuali kedua kakinya. Namun boleh membersikan kedua kakinya ketika berwudhu atau mengakhirkannya sampa selesai mandi.
        Mencelupkan kedua telapak tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyela pangkal rambut kepalanya dengan kedua telapak tangannya itu kemudian membersihkan kepalanya dan kedua telinganya tiga kali dengan tiga cidukan.

    HR At-TIrmidzi Menyela pangkal rambut hanya khusus bagi laki-laki. Bagi perempuan, cukup dengan mengguyurkan pada kepalanya tiga kali guyuran, dan menggosoknya, tapi jangan mengurai membuka rambutnya yang dikepang, karena ada hadist yand diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang bertanya kepada Rasulullah, Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali guyuran.

    Mengguyur tubuhnya yang sebelah kanan dengan air, membersihkannya dari atas sampai ke bawah, kemudian bagian yang kiri seperti itu juga berturut-turut sambil membersihkan bagian-bagian yang tersembunyi pusar, bawah ketiak, lutut, dan lainnya, dan diriwatkan Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda:


    Barangsiapa yang meningggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalam mandi janabat walaupun satu rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan kepadanya demikian dan demikian dari api neraka “. HR. Abu Dawud

    Seorang Wanita Tidak Harus Melepas Jalinan atau Kepangan Rambutnya
    cara mandi wajib“Ya Rasulullah, aku adalah wanita yang SANGAT KUAT kepangan/jalinan rambutku, apakah aku harus melepaskannya saat mandi janabah?” Beliau menjawab: “Tidak perlu, namun cukup bagimu untuk menuangkan air tiga tuangan ke atas kepalamu, kemudian engkau curahkan air ke tubuhmu, maka engkau suci.”  HR. Muslim no. 330

    Boleh Mandi Hanya Sekali Setelah Men-jima’i Beberapa Istri
    Anas bin Malik radiyallahu anhu berkata: “Adalah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam mengelilingi istri-istrinya (menjima’i mereka secara bergantian -pent.) dengan satu kali mandi.”  HR. Muslim no. 706 dan mandinya disini dilakukan ketika selesai jima yang akhir.


    Demikianlah Ulsan Hasbi Htc Mengenai Mandi Wajib, semoga artikel tata cara mandi wajib yang benar cara Mandi bersih diatas adalah cara mandi wajib menurut islam, bisa bermanfaat bagi wanita dan pria yang Ingin lebih tahu mengenai Mandi wajib. Wassalam 

    Doa Supaya Cepat Hamil

    Syukur alhamdulillah hingga detik ini kami masih bisa berbagi Doa Supaya Cepat Hamil serta beberapa Amalan secara Islami agar cepat dikaruniai kehamilan atau dikaruniai anak.

    Bacaan doa agar cepat hamil yang akan kami share berikut ini merupakan doa-doa para Nabi kita yang memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan, yakni Doa Nabi Ibrahim A.S ketika belum dikaruniai Anak dan Doa Nabi Zakaria memohon diberi akan yang Sholeh. Untuk itu, marilah kita amalkan doa-doa tersebut untuk memohon agar cepat hamil diberi keturunan anak yang sholeh dan sholehah yang telah diabadikan dalam Alqur’an.

    Berikut adalah faladz doa cepat hamil sebagaimana yang diamalkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria.
    Doa-doa agar cepat hamil lengkap arab, latin dan artinya
    Ilustrasi : Pasutri di karuniai anak

    Doa Nabi Ibrahim a.s. Ketika Belum Punya Anak
    رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
    RABBI HABLII MINASH SHOOLIHIIN 
     Artinya :
    Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS: As-Shaffat: 100)

    Seperti yang kita ketahui, bahwasanya, Sarah istri Nabi Ibrahim adalah seorang yang mandul dan usianya sudah lanjut. Berkat doa di atas, Nabi Ibrahim a.s. dianugerahi seorang anak Ishak a.s. (dari istrinya Sarah), dan Ismail a.s. (dari istrinya Hajar).

    Doa Nabi Zakaria a.s. Ketika Memohon Diberi Anak yang Sholeh

    رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا 

     Artinya :
    Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqan: 74).

    رَبِّ لاَتَذَرْنِىْ فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُالْوَارِثِيْنَ 
     Artinya :
    Wahai Tuhanka, janganlah Engkau biarkan aku seorang diri (dengan tidak meninggalkan zuriat) dan Engkaulah jua sebaik-baik yang mewarisi (QS: Al-Anbiya : 89)

    Video Doa Mohon Agar Cepat Hamil


    Itulah doa-doa memohon agar cepat hamil dalam bahasa arab seperti yang tercantum dalam Kitab Suci Al-Qur'an, yang sudah diamalkan oleh para Nabi kita dan alhamdullilah dengan doa tersebut akhirnya dikaruniai keturunan.

    Selain memanjatkan doa-doa mohon cepat diberi keturunan/anak seperti yang sudah diuraikan diatas, Anda juga bisa mengamalkan beberapa amalasan berikut ini agar supaya cepat hamil, Seperti; senantiasa mengamalkan Puasa Sunah Senin Kamis atau Puasa Dawud dan memperbanyak sedekah terutama untuk anak-anak yatim piatu. Sebagai pancingan untuk meningkatkan hormone keibuan Anda bisa mendekatkan diri dengan belajar mengasuh bayi saudara atau tetangga sepenuh hati seolah-olah itu adalah anak Anda sendiri.

    Kehamilan memang sangat didambakan bagi pasangan suami istri. Namun faktanya, masih banyak pasutri yang sudah puluhan tahun menikah belum juga dikaruniai momongan. Ingat...!!! Selain berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkan, kita juga sangat di anjurkan untuk memanjatkan doa, memohon kepada Sang Maha Pencipta Alam Semesta. 

    Niat Mandi Haid Lengkap Arab, Latin dan Artinya

    Niat mandi haid atau mandi wajib setelah haid secara lengkap dalam bahasa arab, tulisan latin dan terjemahannya akan kami share pada halaman ini. Perlu dipahami baik laki-laki maupun perempuan, bahwa salah satu najis yang menghalangi seorang wanita untuk melaksanakan ibadah sholat, puasa adalah menstruasi/haid atau datang bulan.

    Secara umum, siklus haid atau menstruasi terjadi selama 3 sampai 7 hari. Jika masa datang bulan atau haid berakhir, maka seorang wanita wajib hukumnya untuk mensucikan diri dengan melakukanmandi wajib setelah menstruasi/haid. Caranya yaitu berniat mandi haid dan membersihkan seluruh anggota badan, minimal dengan menyiramkan air ke seluruh badan dari ujung rambut hingga ujung kaki secara merata.

    Adapun untuk lafadz bacaan niat mandi wajibnya adalah sebagai berikut :

    Niat Doa Mandi Wajib setelah Haid, Menstruasi dan Datang Bulan
    Ilustrasi: Mandi Wajib setelah Menstruasi/Datang Bulan/Haid

    Niat Mandi Haid Lengkap Arab, Latin dan Artinya

    نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

    NAWAITUL GHUSLA LIROF'I KHADATSIL KHAIDHI LILLAAHI TA'AALAA
     Artinya : 
    Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats haid karena Allah Ta'ala


    Itulah lafadz doa niat mandi wajib setelah haid lengkap arab, latin dan artinya yang patut kita hafalkan dan pahami, baik untuk laki-laki maupun perempuan.

    Mengapa seorang laki-laki dianjurkan untuk menghafal dan memahaminya, padahal orang laki-laki tidak mengalami menstruasi?

    Karena laki-laki pasti akan memiliki seorang istri, dan apabila seorang istri tidak tahu tentang niat mandi haid, maka seorang laki-laki atau suami wajib hukumnya untuk mengajari istrinya. 

    QIYAMUL LAIL ( SHALAT TAHAJUD )

    TIPS AGAR BISA MERASAKAN MANIS DAN LEZATNYA QIYAMUL LAIL (SHALAT TAHAJUD),

    Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Qiyamul-lail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta.

    Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepada-Nya. Kalau Allah mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan hambaNya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba.

    Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)

    Berbagai keutamaan qiyamul-lail sudah kita baca atau kita dengar dari para ulama. Kita pun sudah beberapa kali mencoba melaksanakannya, dengan kesungguhan melawan kantuk dan dinginnya malam. Namun, berkali-kali juga kita mengalami futur (lalai), tidak dapat lagi melaksanakan qiyamul-lail.

    Sebabnya adalah karena kita belum dapat menikmatinya. Sehingga pikiran bawah sadar kita masih merasakan bahwa qiyamul-lail itu beban yang berat.

    Waktu sepertiga malam, saat dimana bumi mengeluarkan gelombang kekhusyu’an (alfa), sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (Al-Muzammil 6).

    Seharusnya, saat-saat inilah dzikir dan bacaan Al-Quran kita lebih berkesan, hati lebih mudah bergetar ketika Asma Allah disebut. Jiwa kita lebih bening sebening embun pagi di dedaunan.

    Air mata lebih mudah meleleh bahkan tertumpah dan tak kuasa kita hentikan. Hati menjadi halus dan lembut, sehingga hijab kita dengan Allah semakin transparan. Pendeknya inilah surga dunia yang telah dinikmati oleh para sahabat, tabi’in dan salafus saleh. Maukah kita memperolehnya?

    Mengapa kita belum bisa menikmati Qiyamul Lail? Kita tidak dapat menikmati qiyamul-lail, dan masih banyak melakukan maksiat adalah karena “kita belum mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Hati kita masih diisi oleh selain Allah, masih jauh dari Allah.

    Mari pertama-tama kita niatkan dan azzamkan diri kita bahwa kita sangat ingin untuk taqarrub mendekatkan diri kepada-Nya.

    Dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah bersabda, ..

    ‘Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Kalau ia mengingat-Ku dalam hati, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang, Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan yang lebih baik daripada mereka.

    Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekatkan Diri kepadanya sehasta. Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta. Aku pun akan mendekatkan Diri padanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil”.

    Waktu-waktu di keseharian kita, masih sunyi dari dzikir kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang duduk dalam suatu tempat, lalu di situ ia tak berdzikir kepada Allah, maka kelak ia akan mendapat kerugian dan penyesalan” (HR Abu Dawud).

    Dalam keseharian kita, di perjalanan kantor, istirahat, hati dan pikiran kita tidak dzikir kepada Allah dan lantas diisi oleh selainnya. Bahkan! bangun tidur kita lupa berdoa, masuk dan keluar kamar mandi lupa berdzikir, selesai makan lupa memuji dan berterima kasih kepada-Nya. Astaghfirullah … beristighfarlah berulang kali sobatku. Rasakanlah penyesalan dan biarkan air matamu meleleh …

    Mulai detik ini isilah setiap relung hati dan celah pikiran dengan dzikir kepada Allah. Di setiap waktu dalam 24 jam hidup kita isilah dengan dzikir. Jika kita melakukannya, bahkan dalam tidur pun kita tetap bermimpi berdzikir dan bershalawat.

    Banyak dzikir-dzikir singkat, seperti dua kalimat yang paling berat di sisi Allah, yaitu, “SubhanaLlahi wabihamdihi … SubhanaLlahil-azhiem …”. Atau dengan beristighfar, “Astaghfirullah … astaghfirullah …”, bertasbih, “Subhanallah … subhanallah”. Bahkan cukup dengan menyebut asma Allah, “Allah … Allah … atau Yaa Allah .. Ya Allah”.

    Lakukanlah di manapun, dan kapan pun, bahkan multitasking sambil melakukan pekerjaan-pekerjaan sehari-hari. Jika ada waktu senggang, dzikir yang paling utama adalah Al-Quran. Membaca Al-Quran, mentadabburinya, menghafalnya, mengulang hafalan atau bahkan sekadar mendengarkan kaset murattal Al-Qur’an sambil kita mengendarai kendaraan.

    Dzikir ini akan mengikis dosa dan kotoran jiwa, seperti mengikis karat hingga kemilau emas muncul kembali. Dengan sendirinya, dzikir akan mencegah kita berbuat dosa dan maksiat. Ketika kita akan berbuat sesuatu yang dilarang Allah, hati yang telah dipenuhi Asma Allah akan otomatis menolaknya dengan keras.

    Dzikir akan semakin menghaluskan hati kita. Semakin memudahkan kita menangis dalam berbagai kondisi. Semakin memahami hakikat dan semakin dekat kepada Allah.

    Jika dalam setiap tarikan nafas kita selalu berdzikir, dalam setiap langkah kita diikuti dengan dzikir, maka akan muncul banyak keajaiban dalam hidup kita. Allah akan mengaruniai limpahan kenikmatan yang menisbikan kenikmatan dunia.

    Sahabatku, mari hidupkan hati, lembutkan jiwa dengan selalu berdzikir kepada Allah. Barulah kita bisa menikmati indahnya dan nikmatnya Qiyamul Lail, dan shalat-shalat lainnya. Berikutnya kita akan merasakan berbagai kenikmatan spiritual dan ayat-ayat keajaiban Allah dalam hidup kita.

    Mari penuhi hidup kita dengan dzikir, dan perhatikan apa yang akan terjadi ....